Histologi Organ Hepatopankreas Kepiting Bakau (Scylla serata) pada Konsentrasi Sublethal Fenol sebagai Peringatan Dini (Early warning) Toksisitas Fenol di Estuaria

Authors

  • Alfi Hermawati Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang
  • Yenny Risjani
  • Agung Pramana Warih Mahendra

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jels.2012.002.01.06

Abstract

Fenol dan senyawa fenolik merupakan salah satu xenobiotik yang menjadi salah satu faktor stres lingkungan pada biota yang terpapar dan telah menjadi masalah lingkungan akibat dampak antropogenik lingkungan. Konsentrasi fenol yang melebihi batas ambang ke dalam ekosistem perairan dapat menjadi stresor kimia bagi organisme akuatik, termasuk kepiting bakau (Scylla serata). Teknik histologi juga merupakan salah satu metode umum yang dapat digunakan untuk mengetahui efek sublethal polutan. Sebelum menetapkan konsentrasi sublethal, terlebih dahulu dilakukan penentuan konsentrasi LC50 (96 jam). Berdasarkan data mortalitas dari hasil uji toksisitas akut LC50 (96 jam) fenol terhadap kepiting bakau (Scylla serata) yang dianalisis dengan analisis probit, diperoleh konsentrasi LC50 (96 jam) sebesar 26 mg.L-1. Dari hasil tersebut kemudian ditentukan perlakuan konsentrasi sublethal fenol (96 jam) yang dilakukan, yakni perlakuan A (1,62 mg.L-1), B (6,5 mg.L-1), C (13 mg.L-1) serta kontrol. Hasil pengamatan pada akhir perlakuan diketahui terdapat perbedaan yang signifikan terhadap histologi organ insang dan hepatopankreas pada tiap perlakuan dimana pada konsentrasi yang semakin tinggi menunjukkan kerusakan jaringan yang semakin terlihat jelas pada hepatopankreas juga terlihat perubahan yang signifikan yang terlihat pada tubulus hepatopankreatik kepiting bakau (S. serata) yaitu vakuola lebih terbentuk, epitel tampak tidak teratur, hilangnya bentuk bintang pada lumen.

Kata Kunci : fenol, hepatopankreas, kepiting bakau.

Downloads

Published

2013-12-04

Issue

Section

Articles